Tito Karnavian
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jenderal Polisi Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D (lahir di
Palembang,
Sumatera Selatan,
26 Oktober 1964; umur 52 tahun) adalah seorang Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang dulu pernah ikut bergabung menjadi ketua tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Nordin Moch Top.
Kombes Pol. H.M.Tito Karnavian naik pangkat menjadi
Brigjen Pol. dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan
Brigjen Pol. Saud Usman Nasution, yang dirotasi Direktur I Keamanan dan Transnasional
Bareskrim Mabes Polri.
Akhirnya melalui TR Kapolri
14 Maret 2016 Komjen. Pol. Tito Karnavian telah diangkat menjadi
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan
Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun. Sebelumnya
Tito Karnavian diangkat menjadi
Kapolda Metro Jaya. Komjen. Pol.
Tito Karnavian pun menjadi Angkatan
AKABRI 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang empat.
Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim
Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005
[1]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya,
Idham Azis,
Petrus Reinhard Golose, serta
Rycko Amelza Dahniel, dkk.
15 Juni 2016, Presiden
Joko Widodo
mengirim surat kepada DPR menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri
menggantikan Badrodin Haiti yang akan segera pensiun. Ini mematahkan
tradisi senioritas di tubuh Polri karena Tito lebih dipilih ketimbang
para seniornya bepangkat tiga bintang yang berjumlah 7 orang. Dan pada
akhirnya tepat pada tanggal 23 Juni 2016 hari kamis, pada malam hari,
Komisi III DPR RI, memufakatkan bahwa Tito berhak menjadi KAPOLRI
menggantikan pendahulunya Jenderal Badrotin Haiti
[2], dan akan di umumkan pada sidang paripurna DPR pada awal Juli 2016, kemudian Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden
Joko Widodo pada Rabu siang, 13 Juli 2016 menggantikan
Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang memasuki masa purna bakti.
Latar Belakang
Tito
Karnavian diambil dari nama Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito, nama
Karnavian diambil dari istilah Karnaval. Tito Karnavian mengenyam
pendidikan
SMA Negeri 2 Palembang.
Tito melanjutkan pendidikan Akabri tahun 1987 karena gratis dan tidak
ingin membebankan biaya orang tuanya. Tito menyelesaikan pendidikan di
Universitas Exeter di
Inggris tahun
1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di
Jakarta tahun
1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang "
Police Studies".
Tito sangat menyukai sekolah, Sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama dia bersekolah di Xaverius dan menyambung pendidikan di
SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di
Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di
Universitas Gadjah Mada, dan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Empat-empatnya ia lulus, tapi yang dipilih
Akabri terutama Akademi Kepolisian.
Pendidikan
Tito melanjutkan pendidikan Akabri lulus tahun 1987. Dia adalah penerima bintang
Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik angkatan 1987.
[3]
Tito menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun
1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun
1996 dan meraih S-1 dalam bidang Ilmu Kepolisian dan mendapatkan Bintang
Wiyata Cendekia sebagai lulusan terbaik PTIK.
Tito Karnavian juga menyelesaikan pendidikan di Massey University Auckland di Selandia Baru tahun 1998 dalam bidang
Strategic Studies, dan mengikuti pendidikan di
Rajaratnam School of International Studies,
Nanyang Technological University, Singapura, tahun 2008 sebagai kandidat PhD dalam bidang
Strategic Studies. Pada Maret 2013, ia menyelesaikan studinya dengan nilai
excellent.
[butuh rujukan]
Karier
Penangkapan Tommy Soeharto
Karier
Tito dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya.
Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo
Mandala Putra alias
Tommy Soeharto,
putra (mantan) Presiden Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung
Syafiudin. Berkat sukses menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang
mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Densus 88
Tahun 2004, ketika
Densus 88 Antiteror
Polda Metro Jaya dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di
Indonesia, Tito yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP)
memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Unit antiteror ini dibentuk
oleh Kapolda Metro Jaya baru (waktu itu) Irjen Pol
Firman Gani.
Penangkapan Azahari Husin
Tito
juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat
tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris
Azahari Husin
dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Ia turut
mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes Pol.
Konflik Poso
Densus
88 Antiteror juga berhasil menangkap puluhan tersangka yang masuk dalam
DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira
Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus
orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Penangkapan Noordin Mohammad Top
Tito termasuk perwira yang bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan
Noordin Mohammad Top tahun 2009.
Kapolda Papua
Dalam
surat telegram Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo, Inspektur Jenderal
Tito diangkat menjadi Kepala Polda Papua pada 3 September 2012
menggantikan pejabat lama, Irjen Pol Bigman Lumban Tobing. Namun, secara
resmi baru aktif pada 27 September 2012.
[4]
Padahal Polda Papua saat itu (2012) hanya memiliki satu Polda untuk
Pulau Papua yang begitu besar, ini berbeda dengan Pulau lain yang
memiliki beberapa Polda. Dengan demikian banyak harapan dan tanggung
jawab besar dipikulkan kepada Irjen Pol. Tito Karnavian yang saat itu
masih berusia 47 Tahun.
Menurut Komisioner Kompolnas Hamidah, selama Irjen Pol Tito Karnavian
menjabat sebagai Kapolda Papua, sejumlah penembakan misterius masih
terus terjadi. Bahkan kontak tembak antar pasukan dan kelompok separatis
juga marak. Namun jumlah penembakan tersebut bisa ditekan. "Dia
mempunyai prestasi yang bagus di Papua. Meskipun tidak semua bisa
diselesaikan karena permasalahan Papua rumit dan begitu banyak," ujar
Hamidah.
[5]
Jauh lama setelah tidak menjabat Kapolda Papua dan terjadi kegaduhan
politik di DPR akhir tahun 2015, akibat rekaman pembicaraan kasus
pemufakatan jahat Mantan Ketua DPR terhadap PT Freeport bulan November
2015, nama Tito Karnavian disebut dalam rekaman yaitu yang berhubungan
dengan Pilpres 2014 dalam kapasitasnya sebagai Kapolda Papua
[6].
Tito pun membantah dan mengatakan bahwa dia pernah membicarakan
Freeport tetapi konteksnya berbeda, yaitu kepada Menteri ESDM Sudirman
Said dalam saran pengamanan Freeport
[7]
Asrena Polri
Dalam
rotasi pejabat tinggi dalam Polri setingkat Kapolda tahun 2014, Kapolda
Papua Irjen Pol Tito Karnavian menempati jabatan baru sebagai Asrena
(Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran). Tito menempati
pos yang sebelumnya dipegang oleh Irjen Pol Sulistyo Ishak, yang
mengakhiri jabatannya di Polri karena telah purna tugas. "Kapolda Papua
dari pak Tito kepada Brigjen Pol Drs Yotje Mende, Kasespimti Lemdiklat
Polri," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie.
Menurut Sompie, pelantikan Tito ini dilangsungkan pada tanggal 16 Juli
2014 di Rupatama Polri.
[5]
Tito dianggap cocok menjabat Asrena Polri karena memiliki kualitas IQ
tinggi dalam program efisiensi anggaran dan merupakan salah satu pos
bergengsi di Mabes Polri. Kendati Kapolda Papua dan Asrena sama-sama
jabatan untuk bintang dua tetapi level Asrena Polri adalah “setingkat”
di atas posisi Kapolda Papua karena eslon 1A setara Komjen (Perkap 21
Tahun 2010).
[3]
Kapolda Metro Jaya
Kapolri
Jenderal Badrodin Haiti memutasi sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri
yang menduduki dan meninggalkan kursi kepemimpinan di beberapa daerah.
Salah satu Pati yang terkena mutasi ialah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol
Unggung Cahyono. Unggung akan meninggalkan kursi Metro Jaya 1 dan
memegang jabatan baru sebagai Asisten Operasi Kapolri. Sebagai gantinya,
jabatan Kapolda Metro Jaya akan diemban oleh Irjen Pol Tito Karnavian.
Berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1242/VI/2015 yang
dipublikasikan Jumat (5/6/2015).
[8]
Berada pada pusat episentrum Indonesia, Tito Karnavian mendapat
banyak sorotan media dan publik. Banyak gebrakan yang dilakukan Tito
diawal jabatannya,
[9]
salah satunya yaitu Tito meminta jajarannya untuk blusukan mengurai
kemacetan setiap Senin pagi dibandingkan melakukan Apel Pagi
[10]. Salah satu kasus besar yang dihadapi Tito yaitu
teror bom dan penembakan
di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat pada awal Januari 2016.
Dengan pengalamannya yang mendalam soal terorisme, tak kurang dari 5 jam
Ibukota sudah kembali dikuasai dan kondusif dan 7 tersangka sudah
tertangkap. Menurut Tito kasus ini merupakan tanggung jawab ISIS serta
merupakan perebutan kekuasaan ISIS di Asia Tenggara melalui eks
Narapidana
Bahrun Naim.
Beberapa kasus lainnya yang banyak menyedot perhatian publik yaitu: Dua
kali ancaman teror di Mall Alam Sutera, Kota Tangerang, kontroversi
penetapan status siaga satu Jakarta saat Final Piala Presiden 2015
[11], penggusuran kawasan prostitusi Kalijodo (Jakarta Utara)
[12][13], penggusuran perumahan bantaran sungai Kampung Pulo (Jakarta Timur)
[14],
serta drama pembunuhan seorang perempuan 27 tahun bernama Wayan Mirna
melalui zat sianida dikedai kopi pusat perbelanjaan Jakarta Pusat, yang
dimana Polda Metro sampai bekerjasama dengan
Polisi Federal Australia.
Tito Karnavian saat menjadi Kapolda Metro Jaya
Tito Karnavian saat menjadi Kepala BNPT
Dalam surat telegram dengan nomor ST/604/III/2016 per tanggal (14/3/2016), Tito akan dipromosikan menjadi Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Komjen (Pol) Usman Saud Nasution yang memasuki masa pensiun.
[15] Secara otomatis pangkatnya dinaikan menjadi bintang tiga atau
Komisaris Jenderal Polisi. Penyesuaian Kepangkatan.
Riwayat Pendidikan
- SD Xaverius 4 di Palembang (1976)
- SMP Xaverius 2 di Palembang (1980)
- SMA Negeri 2 Palembang (1983)
- Akademi Kepolisian (1987); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.[3]
- Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993)
- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996); Penerima bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan PTIK terbaik
- Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998)
- Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998)
- Sespim Pol, Lembang (2000)
- Lemhannas RI PPSA XVII (2011) penerima Bintang Seroja sebagai peserta Lemhanas terbaik.
- Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013)
Kursus
- Advanced English Course, The British Council, Jakarta, Indonesia (1991)
- Management of Serious Crimes (MOSC), AFP College, Canberra, Australia (2000)
- Post Blast Investigation Course, Louisiana Police Academy, Batonrouge, USA (2001)
- Anti Terrorism Course, British High Commissioner, Singapore (2005)
- Maritime Security Conference and Course, Kuala Lumpur, Malaysia (2006)
- National Tactical Officers Association (NTOA) Conference and Course, Los Angeles, USA (2006)
- Short Course on Radicalisation by Australian Foreign Affairs and Trade, Sydney, Australia (2010)
- Gold Command Crisis Management Course, Bramshill Police Institute, UK (2010)
- Short Program of Course Separatism Movement in United Emirat Arab (2014)
Penugasan Luar Negeri
- UK (Master's Degree Program - University of Exeter, United Kingdom) (1992 – 1993)
- Republic of Ireland (Comparative Study) (1992)
- France (Comparative Study) (1993)
(Official visit to Paris Police Nationale and Gendarmerie) (2005, 2007, 2009, 2012)
- Spain (Comparative Study) (1993)
(Official visit to Spanish Police – Madrid) (2005)
- The Netherlands (Comparative Study) (1993, 2002)
- Italy (Comparative Study) (1993)
- Austria (Comparative Study) (1993)
- USA (NYPD, LAPD, FBI ACADEMY Quantico- Official visit) (1997)
Hawaii (Asian Crimes Conference) (2004)
Hawaii (PASOC Conference on Terrorism) (2007)
Washington DC (Conference and Lemhannas study trip) (2008, 2010, 2011)
- Mexico (official visit) (2001)
- New Zealand (Command & Staff College 7 months) (1998)
(Guest Speaker in Anti Terrorism Conference) (2005)
- Vietnam (ASEANAPOL Conference Hanoi) (1998)
- Hongkong (official visit) (1998, 2002)
(Investigation into an Intellectual Property Rights case) (2000)
- Australia (Official visit with the Chief of Indonesia Nat Police) (1997)
(Course at Army Staff College) (1998)
(Management of Serious Crime Course Canberra) (2000)
(Radicalisation course in Sydney) (2010)
(Seminar on Terrorism, Canberra and Sydney) (2010)
Seminar on Terrorism di Canberra and Sydney (2011, 2012)
- South Korea (Interpol Conference – Seoul) (2002)
- Saudi Arabia (Umrah, Haji) (2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2011)
- Switzerland (official visit) (2004)
- Singapore (Anti Terrorism Course, info sharing withSingaore Police, Force Conference) (2005)
(Guest Speaker – Asian Conference on Global Security) (2007)
Various Seminars, PhD program (2008-2012)
- Germany (Berlin, Koln, Heidelberg – Official visit to BKA) (2005)
- Malaysia (Maritime Security Conference and Course, SEARCCT) (2005, 2006)
Sharing operation (2008, 2009, 2010)
- Brunei (official visit) (2005)
- Turkey (Istanbul, official visit) (2005)
(2nd Istanbul Conference on Terrorism and Global Security) (2007)
GCTF Conference (2011)
- Philippines (Investigation into terrorism case) (2005)
(Trainer in a joint course for INP and PNP officers) (2009)
- Japan (Tokyo, 1st Japan-ASEAN Dialogue on Counterterrorism) (2006)
(Tokyo, Intersessional Meeting Japan-ASEAN Counter Terrorism Dialogue) (2007)
Tokyo, Kobe, Kyoto – Official visit to NPA (2011)
- Thailand (official visit) (2006)
(official visit to Indonesian Embassy) (2007)
- Jordan (1st Fusion Task Force –Anti Terrorism Interpol, Amman) (2006)
- Egypt (Official visit to Kairo and Alexandria) (2007)
- United Arab Emirates (Dubai – Official Visit) (2007)
- Pakistan (Islamabad-1st Meeting of Indonesia-Pakistan Joint Working Group on Terrorism) (2007)
- Russia, CT dialogue Indonesia and Russia in Moscow (2010)
- Cambodia (Speakers on Terrorism and Political Conflicts in Phnom Penh) (2009)
(Indonesian Delegation for ASEANAPOL) in Siem Rep (2010)
- Poland – Head of Delegation for Anti Nuclear Smuggling – Interpol (2012)
- Paris - Co-ordination for investigating bomb blast at Indonesian embassy (2012)
- USA - Chief of Low Budgeting and Eficiency Program for Police National of Indonesia (2014)
- Australia - Head of Part-Negotiation for Case of Poisoning among Cyanide and Arsenic (2016)
- Irak - Member of Delegate Conference Bomb Murderer Self Destruction of Baghdad City (2016)
Tanda Pangkat
Riwayat Jabatan
- Perwira Samapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987)
- Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991)
- Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat (1991–1992)
- Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat
- Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
- Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat (1996–1997)
- Sespri Kapolri (1997–1999)
- Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
- Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
- Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan (2002)
- Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002 – 2003)
- Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003 – 2005)
- Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004 – 2005)
- Kapolres Serang Polda Banten (2005)
- Kasubden Bantuan Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri (2005)
- Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri (2006)
- Kasubden Intelijen Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri (2006 – 2009)
- Kadensus 88 Anti Teror Bareskrim Polri (2009-2010)
- Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011-21 Sept 2012)
- Kapolda Papua (21 Sept 2012-16 Juli 2014)
- Asrena Polri (16 Juli 2014-12 Juni 2015)
- Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015-16 Maret 2016)
- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016 -13 Juli 2016)
- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016 - Sekarang)
Tanda Kehormatan/Penghargaan
- Bintang Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akpol) (1987)
- Bintang Wiyata Cendekia (lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta) (1996)
- Kenaikan Pangkat Luar Biasa Mayor ke Ajun Komisaris Besar (2001)
- Kenaikan Pangkat Luar Biasa Ajun Komisaris Besar ke Komisaris Besar (2005)
- Penghargaan memimpin operasi anti teror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007)
- Kenaikan Pangkat Luar Biasa Komisaris Besar ke Brigadir Jenderal (2009)
- Kenaikan Pangkat Luar Biasa Brigadir Jenderal ke Inspektur Jenderal (2011) (Penyesuaian kepangkatan BNPT)
- Bintang Seroja Lulusan Terbaik Lemhanas PPSA 17 (2011)
- Bintang Bhayangkara Utama dari Presiden RI
- Bintang Bhayangkara Nararya
- Bintang Bhayangkara Pratama dari Kapolri
- Bintang Yudha Dharma Utama dari Panglima TNI
- Bintang Eka Paksi Utama dari TNI AD
- Bintang Jalasena Utama dari TNI AL
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama dari TNI AU
- Satyalencana Kesetiaan 8 Tahun
- Satyalencana Kesetiaan 16 Tahun
- Satyalencana Kesetiaan 24 Tahun
- Satyalencana Dwidaya Sistha
- Satyalencana Bhakti Buana
- Satyalencana Bhakti Nusa
- Satyalencana Darma Nusa
- Satyalencana Dharma Phala
- Satyalencana Jana Utama
- Satyalencana Santi Dharma
- Satyalencana Karya Bakti
- Satyalencana Karya Satya
- Satyalencana Seroja
- Satyalencana Ksatria Tamtama
- Satya Lencana Nararia
- Satya Lencana UN Mission
- The United Nation Medal (PBB)
Kasus Menonjol yang Ditangani
- Korupsi Buloggate (1999)
- Bom Kedubes Filipina, Jakarta (2000)
- Bom Bursa Efek Jakarta, Jakarta (2001)
- Bom Malam Natal Jakarta (2001)
- Bom Plaza Atrium – Senen –Jakarta Pusat (2001)
- Pembunuhan Hakim Agung Safiudin Kartasasmita, Jakarta (2001)
- Bom Makassar, Sulawesi Selatan (2002)
- Bom di gedung MPR/DPR – Jakarta (2003)
- Bom bandara internasional Sukarno Hatta Jakarta (2003)
- Bom J.W. Mariott, Jakarta (2003)
- Pembunuhan direktur PT. ASABA oleh kelompok Gunawan Santosa (2004)
- Bom Cimanggis Depok (2004)
- Bom Kedubes Australia Jakarta (2004)
- Bom Bali II (2005)
- Mutilasi 3 siswi di Poso, Sulawesi Tengah (2006)
- Bom Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah (2005)
- Mutilasi Kepala Desa Pinedapa, Poso, Sulawesi Tengah (2006)
- Penanganan Konflik Demo Mahasiswa USU dengan DPRD Sumut (2008)
- Bom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott, Jakarta (2009)
- Operasi pengungkapan latihan paramiliter teroris di Aceh (2010)
- Operasi pengungkapan perampokan bersenjata CIMB bank Medan (2010)
- Operasi pengungkapan Bom Bunuh Diri di Polres Cirebon Kota (2011)
- Operasi Pengungkapan Bom Buku dan Parsel di Jakarta (2011)
- Operasi Pengungkapan Terorisme Penembakan dan Bom di Aceh (2012)
- Penanganan berbagai konflik teroris nasrani dan tragedi pembunuhan massal Muslim Tolikara di Papua (2012-2014)
- Rekening gendut Aiptu Labora Sitorus (2013-2014)
- Bom Bunuh Diri di Sarinah Building, Thamrin, Jakarta Pusat (2016)
- Operasi Penangkapan dan Pelemahan kelompok Radikal Gunawan Santoso, Poso, Sulteng (2016)
- Pengusutan dan Penyelesaian kasus Vaksin Palsu di beberapa Rumah Sakit di DKI Jakarta dan daerah lainnya (2016)